Bursa saham
Jepang pada perdagangan hari Rabu pagi kembali mengalami penurunan
untuk tiga hari berturut-turut (17/12). Bursa saham Jepang anjlok
terus disebabkan oleh kenaikan nilai tukar yen Jepang terhadap rival
utamanya, dollar AS. Mata uang Jepang tersebut mengalami peningkatan
hingga mencapai posisi paling tinggi dalam empat minggu belakangan.
Yen kembali mengalami kenaikan sebagai asset safe
haven seiring dengan hancurnya harga minyak mentah. Para pelaku pasar
khawatir mengenai perlambatan ekonomi global, terutama setelah nilai
tukar Rusia terpukul anjlok dan bank sentral negara tersebut terpaksa
menaikkan suku bunga acuannya hingga ke level 17 persen.
Hari ini indeks Topix tampak mengalami penurunan
sebesar 0.5 persen di awal perdagangan. Indeks tersebut terpantau
berada pada posisi 1346.98 poin. Sementara itu indeks spot Nikkei
juga membukukan penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 0.5
persen ke level 16675.87 poin.
Indeks Nikkei 225 berjangka pagi ini tampak
mengalami pembukaan di posisi 16670. Indeks berjangka Nikkei dibuka
turun cukup signifikan sebesar 65 poin dibandingkan dengan posisi
penutupan perdagangan sebelumnya. Kemarin indeks berjangka Nikkei
sempat terpukul melemah hingga mencapai level 16445 poin yang
merupakan posisi paling rendah sejak tanggal 31 Oktober 2014 yang
lalu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa
pergerakan indeks berjangka di bursa saham pada perdagangan hari ini
akan mengalami pergerakan yang masih melemah meskipun sudah mulai
terbatas setelah dua hari berturut-turut sebelumnya anjlok dalam.
Indeks Nikkei secara teknikal sudah menunjukkan trend bearish,
terlihat dari indikator parabolic SARS-nya.
Hari ini indeks Nikkei akan mengetes level support
pada 16700 – 16600 poin. Sementara itu jika mengalami pergerakan
menguat atau rebound, Nikkei akan menemui level resistance di 16900
poin
Sumber : Vibiznews
0 komentar