Pada akhir perdagangan Rabu dini hari
tadi harga minyak mentah membukukan kenaikan mantap (30/9). Harga
komoditas ini terangkat di tengah kabar bahwa pasokan minyak mentah di
Amerika Serikat mengalami penurunan pekan lalu. Berkurangnya pasokan
minyak mentah tersebut membuat harga terangkat setelah mengalami
penurunan pada sesi perdagangan sebelumnya.
Harga minyak mentah memperoleh dorongan
seiring dengan membaiknya kondisi bursa saham Amerika Serikat. Data
keyakinan konsumen yang mengesankan memberikan dukungan bagi para pelaku
pasar untuk melakukan pembelian saham-saham di bursa. Meskipun bursa
saham AS mengalami penurunan dari posisi tertinggi hariannya harga
minyak mentah tetap bertahan di teritori positif.
Harga minyak mentah WTI dan Brent
mengalami penurunan sebesar 3 persen pada sesi perdagangan sebelumnya.
Harga minyak mentah telah mengalami penurunan tajam selama satu tahun
belakangan. Rebound harga minyak mentah tersebut terjadi karena para
pelaku pasar percaya bahwa harga minyak mentah tidak akan terus-menerus
mengalami penurunan.
Harga minyak mentah WTI untuk kontrak
November tampak mengalami penurunan tajam sebesar 2,6 persen atau setara
dengan 1,17 dollar pada posisi 44,43 dollar per barel. Harga minyak
mentah Brent mengalami kenaikan sebesar 1,15 dollar atau setara dengan
2,4 persen pada posisi 48,49 dollar per barel.
Pada perdagangan Rabu pagi harga minyak
mentah WTI terpantau nyaris flat. Harga diperdagangkan pada posisi 44,74
dollar per barel.
Analyst Vibiz Research Center
memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah jenis WTI kontrak
paling aktif pada perdagangan hari ini di sesi Asia berpotensi untuk
mengalami penurunan lanjutan. Sentimen negative masih mendominasi pasar
hari ini.
Untuk perdagangan hari ini harga minyak
mentah WTI diperkirakan akan mengalami resistance di level 46,00 dollar.
Resistance selanjutnya ada di 48,00 dollar. Jika terjadi pergerakan
yang justru berbalik melemah harga akan menemui support pada posisi
43,00 dollar dan 41,00 dollar.
Sumber : Vibiznews
0 komentar