Diantara rival-rival utama dollar AS
yang anjlok cukup parah mengakhiri perdagangan forex hari Kamis (30/3)
yaitu euro dalam pair EURUSD, dimana pair anjlok ke posisi terendah
dalam 12 hari. Euro mendapat tekanan cukup banyak baik dari sentimen
global maupun dari rilis data ekonomi kawasan EURO.
Euro yang sudah anjlok parah selama 2
hari berturut sebelumnya, jatuh setelah menerima sentimen negatif dari
rilis data tingkat inflasi konsumen Jerman dan Spanyol yang jatuh cukup
tajam melebihi perkiraan penurunan data untuk periode bulan Maret. Kedua
rilsi data ini memberatkan langkah pair EURUSD di awal sesi Eropa.
Dan masuki sesi Amerika, euro mendapat
tekanan dari dollar AS karena meningkatnya sentimen perdagangan aset
beresiko seperti naiknya yield obligasi Amerika dan juga rekor baru dari
perdagangan bursa saham AS serta rally harga minyak mentah. Sentimen
global ini memberikan tekanan kuat bagi EURUSD sehingga diakhir
perdagangan anjlok untuk 3 hari berturut.
Mengakhiri perdagangan sesi Amerika hari
Kamis (30/3) beberapa jam lalu, euro anjlok parah ke posisi 1.0671
setelah sebelumnya pada awal sesi Asia dibuka pada posisi 1.0763
setelah sempat menyentuh posisi tertinggi di 1.0769.
Sumber : Vibiznews
0 komentar